Thursday, January 14, 2016

Hati-hati, Leher Bisa Jadi Penyebab Kematian Tercepat


Wawan Mulyawan, dokter Spesialis Bedah Syaraf TNI AU, mengatakan  leher bisa dikatakan sebagai 'jembatan kehidupan'.
Tak heran, jika dalam hukuman mati seperti penggal dan digantung maupun menyembelih hewan melalui leher lazim dilakukan, karena diyakini mempercepat proses kematian.
"Leher kita merupakan bagian tubuh dengan struktur anatomi yang kompleks, banyak ragamnya, sempit daerahnya, dan vital fungsinya," kata Wawan.
Dia menyebutkan berbagai organ bagian dari leher mulai dari kulit, kelenjar tiroid yang menyimpan hormon tiroid, esofagus yang menjadi saluran masuk makanan ke dalam lambung, ada trakea dan sebagainya.
Menurut Wawan, ada tiga bagian leher yang paling cepat menyebabkan kematian pada keadaan tertentu, yaitu:
1) Tulang leher dan organ di dalamnya
Ketika tulang leher menjadi patah, retak, atau dislokasi, maka kondisi tulang menjadi tidak stabil. Hal ini membuat sumsum tulang (medulla spinalis) yang terdapat di dalamnya cedera.
"Sumsum tulang merupakan kumpulan semua syaraf pusat dari dan menuju otak serta dari ke organ tubuh di bawah leher," ujar Wawan. Ia mencontohkan kondisi Christopher Reeve, pemeran Superman, yang mengalami patah tulang leher akibat jatuh saat berkuda yang menyebabkan ia lumpuh dan akhirnya meninggal dunia. 
"Selain terhentinya nafas, gangguan akibat cederanya sumsum tulang belakang di daerah leher juga mengakibatkan kelumpuhan tangan dan kaki, ketidakmampuan untuk buang air besar dan kecil dan terganggunya fungsi organ lain di bawah leher," lanjutnya.
Pada keadaan demikian, meskipun kemungkinan jantung dan paru-paru masih bisa bertahan dengan bantuan obat-obatan maupun teknologi canggih, syaraf yang berada di sumsum tulang belakang tetap sudah mati. "Itulah yang biasanya disebut mati batang otak atau braind death," katanya.
Selain itu, Wawan menambahkan, akibat retaknya tulang belakang leher bisa menyebabkan robeknya pembuluh darah arteri vertebralis. Pembuluh ini terdapat di dalam tulang belakang leher yang memasok darah untuk otak bagian belakang.
"Jika pasokan hilang akibat kedua pembuluh darah robek, maka bisa menyebabkan kerusakan otak, pingsan, henti nafas dan kemudian meninggal," ujar Wawan.
2) Trakea
Wawan menjelaskan ketika memotong atau menyumbat trakea, maka pasokan aliran udara ke paru-paru akan terhenti. Hal ini menyebabkan, dalam beberapa menit saja organ tubuh akan segera kekurangan oksigen.
Ia menambahkan, ketika hal ini terjadi, kinerja otang akan terganggu. "Orang bisa segera pingsan, berhenti jantungnya, dan meninggal. Ini bisa terjadi hanya dalam beberapa menit hingga belasan menit," kata dokter yang juga memiliki kompetensi tambahan di bidang tulang belakang ini.
3) Pembuluh darah arteri karotis
Ketika pembuluh darah arteri karotis terpotong, maka pasokan darah ke otak segera terhenti. "Di dalam darah kita tahu ada oksigen yang sudah melarut untuk dipasok ke otak," terang Wawan. Akibatnya, efek yang ditimbulkan sama dengan ketika trakea terpotong atau tersumbat. Seseorang bisa pingsan, berhenti bernafas, berhenti detak jantungnya, hingga akhirnya meninggal.

No comments:

Post a Comment